Artikel Lengkap - Struktur Baja 1 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Struktur Baja 1 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
STRUKTUR BAJA I
NAMA :IZHARUL ABDULLA
STANBUK : 2014 100 57
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
UNIVERSITAS SULAWESI
TENGGARA
TAHUN 2014/2015
BATANG TARIK
A. PENGANTAR
Batang tarik adalah
batang yang mendukung tegangan tarik aksial yang diakibatkan oleh bekerjanya
gaya tarik aksial pada ujung – ujunga batang.
Kestabilan batang ini
sangat baik sehingga tidak perlu ditinjau lagi dalam perencanaan Bahkan
tegangan tarik batas dapat dicapai dengan mudah bila sambungan ujung
direncanakan lebih kuat dari pada kekuatan batangnya.
Ditinjau dari segi
besar dan distribusi tegangannya, batang tarik merupakan batang yang paling
evisien dalam hal penggunaan material baja struktur. Sebagai perbandingan
balok dan kolom tidak memanfaatkan secara efisien karena kegagalan local
dilokalisir di tempat – tempat yang bertegangan tinggi , dan tipe kegagalan
tekuk selalu terjadi pada atau dibawah tegangan leleh, sedangkan kuat tarik
batas material tidak pernah tercapai.Karena perencanaan yang sederhanaserta
efisien dalam pemanfatan material, maka perlu diupayakan penggunaannyadalam
struktur seoptimal mungkin.
Untuk
batang tarik yang disambung dengan alat sambung baut dan paku
keeling,profil baja perlu dilubangi .Lubang – lubang bagi profil baja merupakan
perlemahan dan harus diperhitungkan dalam perencanaan.
Konsentrasi tegangan
pada tampang batang tarik dapat disebabkan oleh perubahan luas tampang batang
missal dengan adanya lubang – lubang untuk sambungan ,bentuk tampang yang
berubah atau karena bekerjanya beban terpusatdisuatu titik.
Karena tidak ada
batang yang lurus secara sempurna batang tarik dibebani secaratidak
sentris.Bahkan pada keadaan tertentu menerima beban transversal sehingga profil
menderita kombinasi tegangan lentur dan tarik.
Akibat proses
pedinginan yang tidak bersamaan, pada profil gilas yang dihasilkan selalu
didapati tegangan sisa . Untuk batang tarik yang
mempunyai daktilitas atau keliatan yang cukup, tegangan sisa
tersebut dapat diabaikan mengingat terjadinya redistribusi tegangan
pada tampang batang.
Untuk mencegah
terjadinya defleksi yang terlalu besar serta untuk mencegah
bergetarnya oleh angina tau beban getar ,maka baik untuk batang utama maupun
batang sekunder kelangsinganya perlu dibatasi.
Beban berulang dapat
mengakibatkan kegagalan karena batang mengalami kelelahan. Hal ini harus
diperhatikan dalam perencanaan.
B. PENGGUNAAN BATANG TARIK
Batang tarik biasa
digunakan pada struktur rangka atap, struktur jembatan rangka ,struktur
jembatan gantung .Pengikat gordinga tau
gantunga balkon>pemanfaatan batang tarik telah dikembangkan untuk system
dinding , struktur atap gantung dan batang prategang an struktur rangka batang
bentang panjang.
Bagi ahli
struktur pemanfaatan battang tarik secara optimal ini sebenarnya masih
merupakan tantangan untukdikembangkan lanjut. Keberhasilan seorang ajhli
struktur dalam membuatperencanaan juga dinilai dari bagai mana ia memilih
konfigurasi batang rangka sedemikian rupa sehingga dapat dihasilakn perencanaan
yang benar – benar hemat bahan.
C. TIPE BATANG TARIK
Ada beberapa tipe
batang tarik yang biasa digunakan ,sebagai contohtali kawat , batang bundar
dengan ujun – ujung berulir, batang mata dan plat sambungan pasak yang
selanjudnya dapat dilihat pada. Batang – batang tersebut merupakan batang
tarik efisien tinggi namun tidak dapat mendukung batang tekan.
Ada juga profil –
profil struktuaral dan profil tersusun seperti. Batang tipe ini terutama
dipakai dalam struktur rangka batang. Batang tarik tersusun digunakan bila:
1. Kapasitas tarik profil
gilas tunggal tidak memadai
2. Kekuatan profile tunggal
tidak memadai
3. Detail sambugan memerlukan
bentuk tampang lingkar tertentu.
D. LUAS TAMPANG NETTO
Untuk keperluan
pemasangan baut atau batu keeling batang baja harus dilubangi dahulu. Lubang-
lubang trsebut bagi batang tarik merupakan suatu perlemahan yang harus di
perhitungkan dalam perencanaan. Adapun besarnya luas tampang netto suatuprofil
yang berlubang , secara umum dapat dihitung dengan rumus- rumus berikut:
Pada potongan A-B : An= (b-d).t
Pada potongan C-D-E-F = (b-2d).t
Pada potongan C-D-G-H =Wn.t
Wn
Dengan : d = diameter perlemahan
b=
lebar plat
t= tebal plat
Wn= lebar netto
Wg= lebar brutto
s= jarak antara pusat lubang ( searah gaya tarik)
gn = Jarak antar pusat lubang (tegak lurus gaya
tarik)
Menurut
spesifikasi AISC diameter pelemahan d adalah diameter baut ditambah (1/16” +
1/16”) seperenambelas yang pertama dimaksudkan agar baut mudah
diamsukan kedalam lubang , seperenambelas kedua untuk memperhitungkan kerusakan
pada waktu pembuatan lubang .
Sedangkan menurut PPBBG:
Pelemahan = d baut + 1mm(untuk baut hitam )
Pelemahan= d baut + 2 mm ( untuk baut mutu tinggi )
Untuk
memperhitungkan pelemahan akibat lubang ,AISCS mengambil istilah luas
nettoefektif Ae, yakni luas netto satuan tampang yang dianggap masih efektif
memikul beban tarik. Adapun besaranya dapat dihitung dengan rumus berikut:
Ae= Ct . An ≤ 85 % . A brutto
Keterangan : Ae = luas netto efektif
An = luas netto
Ct =faktor reduksi yang besaranya tergantung pada tipe profil,
susunan paku keling atau pola pemasangan baut.
Mengenai
jarak antara lubang untuk profil siku dapat dihitung dengan rumus berikut
g=ga + gb-t
Rumus An pada PPBBG
sebenarnya sama dengan rumus An pada AISCS ditulis dengan cara lain
Pada potongan 1-2-4-5 : An =A –n . dl .t
Pada potongan 1-2-3-4-5 : An = A – n. Dl.t+∑
Dengan : A= luas penampang bbatang utuh
t= tebal penampang
dl = diameter lubang
n = banyaknya lubang dalm garis potongan
s2= jarak antar sumbu lubang pada rah sejajar sumbu
batang
u = jarak anata sumbu lubang pada arah tegak lurus sumbu batang
Dari beberapa An,digunakan
An yagn terkecil . dalam suatu potongan pelemahan yang diperhitungakan tidak
boleh kurang daripada 15% luas penampang utuh.
E. TEGANGAN SISA
Seperti telah
dijelaskan sebelumnya ,tegangan sisa pada profil gilas disebabkan oleh proses
pendinginan yang tidak bersamaan. Tegangan sisa pada suatu penampang dapat
berupa tegangan tarik atau tegangan desak. Sudah barang tentu tegangan sisa
yang berupa tegang tarik akan memperbesar tegangan tarik yang terjadi .
Pada baja yang
mempunyai sifat keliatan baik , bila besarnya beban tarik ditingkatkan ,
redistribusi tegangan akan terjadi sedemikian rupa sehingga terjadi kelelehan
penuh pada tampang .Bila besarnya tegangan sisa dapat diketahui denga pasti
maka pengaruh tegangan sisapada batang tarik akan mudah diperhitungakan.
F.KONSENTRASI TEGANGAN
Konsentrasi tegangan
pada tampang tarik dapat disebabkan oleh perubahan luas penampang batan g misal
dengan adanya lubang – lubang untuk pemasangan baut dan paku keling . Bentuk
tampang yang berubah dan gaya terpusat pada suatu titik dapat juga
mnegakibatkan konsentrasi tegangan .
Dalam keadaan
elastis,tegangan maksimun disekitar lubang dapat mencapai tegangan tiga kali
tegangan rata-rata.
Bila tegangan setempat
mencapai σl, walaupun beban tarik ditingkatkan , tegangan tersebut untuk
sementara tiadak dapat mungkin lagi .Namun demikian serat yang lebih luar mulai
mencapai tegangan leleh. Peristiwa semacam ini dianamakan redistribusi
tegangan.
Bila tegangan tarik
ditingkatkan lagi maka redistribusi tegangan akan berlanjut sampai seluruh
serat akan mencapai tegangan leleh.
Redistribusi tegangan
seperti telah dijelaskan di atas hany a dapat terjadi bila material baja
memiliki daktillitas atau sifat keliatan yang baik.Pada perencanaan plastis ,
tegangan konsentrasi tidak mempengaruhi kekuatan batnag tarik .
G. PEMBATASAN KELANGSINGAN
Yang disebut sebagai
kelangsingan batang adalah rasiao antara panjang batang dan jari- jari inersia
tampang. Semakin kecil angka kelangsingan suatu batang, akan semakin tegar atau
kaku batang tesebut. Sebaliknya semakin besar angka kelangsinga batang tersebut
akan mudah melentur. Biak angin maupun beban getar yang berasal dari kendaraan
berat dapat menyebabkan batang yang terlalu langsing tersebut akan bergetar .
Batang yang terlalu langsing akan menyebabkan defleksiterlalu besar dan akan
menyulitkan dalam perakitan karena batang mudah melentur. Pada kasus tertentu
beban tarik dapat berubah menjadi beban tekan. Batang yan g seperti ini sangat
memerlukan kekuatan yang cukup.
Menurut PPBBG dan AISCS :
untuk
batang utama
untuk
batang sekunder
Dengan : L= panjang batang
i= jari- jari inersia minimum
Menurut AREA , baik
batan g utama maupun batang sekunder kelangsingan dibatasi dengan
200. Sedangkan menurut AASHTO batang utama 200, baang sekunder 240 dan batang
yang mengalami pembalikan tegangan 140.
H. TEGANGAN TARIK IJIN
Menurut cara elastis,
tegangan yang terjadi harus lebih kecil ataqu sama dengan tegangan tarik yang
diijinkan .Besarnya tegangan tarik yang diijinkan biasanya masih pada daerah
elastis diagram tegangan regangan uji tari baja. Hal tersebut disebabkan oleh
timbulnya tegangan leleh dianggap membahayakan struktur. Besarnya teganagan
ijinn dipengaruhi oleh jenis struktur gedung , struktur jembatan jalan raya dan
struktur jambatan kereta api. Setiap negara juga berbeda dalam memberikan harga
tegangan ijin tersebut:
1. tegangan tarik ijin σt pada luas brutto atau
luas netto efektif batang tarik, kecuali untuk lubafng pasak :
Pada luas brutto : σ t = 0,6 σt
Pada luas netto efektif : σ t = 0,5 σu
Dengan : σ t = tegangan leleh minimun
σu = tegangan
ultimit
2. tegangan tarik ijin σt untuk tampang
netto pada lubang pasak dalam batang mata, plat sambuangan pasak atau batang
tersusun adalah : σ t = 0,45 σt. .Tegangan
tarik ijin batang berulir : σ t = 0,30 σu.
Menurut PPBBG SKBI – 1.3.33-1987 :
1.untuk penampang utuh: σt = σ
2. untuk penampang berlubang : σt =
0,75 σ dengan σ = tegangan dasar
Menurut AASHTO – 1.7.1-1997
Pada penammpang berlubang
diambil harga terkecil σt = 0,55 σ dan σt =
0,46 σu.untuk sementara tegangan ijin dapat ditingkatkan 30%
I. PERENCANAAN BATANG TARIK
Berdasarkan beba tarik
yang bekerja, mutu baja dan jenis profil, dapat ditentukanprofil yang kuat
namun cukup hemat. Proses pemilihan ukuran profil seperti dimaksudkan diatas
dinamakan perencanaan batang tarik .
Perencanaan
batang tarik yang baik harus ditinjau dari beberapa segi yakni :
1. teganagan (tress)
Ukuran profil harus dipilih sedemikian
rupa sehingga tegangan yang terjjadi kurang atau sama dengan tegangan tarik
ijin .Dari perbandinga tegangan tarik ijin dapat diketahuui hemat tidaknya
sebuah perencanaan. Semakin dekat dengan tegangan yang terjadi dengan tegangan
ijinya ,maka perencanaan semakin ekonomis .
2. Pelayanan (servicebility)
Struktur tidak
diperkenankan menunjukan prilaku yang menghawatirkan pemakai. Misalnya defleksi
yang berlebihan , bergetarnya elemen struktur oleh kendaraan yang bergetar dan
sebagainya . Dalam hal ini kelangsinganya harus dibatasi.
3. Sifat Keliatan (Ductility)
Hal ini merupakan
persyaratan yang sangat penting . Tampa daktilitas yang baik tidak akan terjadi
distribusi yang menyebabkan hitungan menjadi sederhana khususnya pada perencanaan
plastis .Sifat ini diketahui dari percobaan tarik.
4. Ketahanan (Durability)
Ketahanan dari cuaca
panas dan dingin ,korosi atau suhu yang meningkat perlu diperhatiakan.
Khusus untuk batang
tarik ,stabilitas ( stability) tidak perlu ditinjau karena baik local buckling
maupun torsional buckling ,tidak mungkin terjadi pada batang ini.
Secara umum proses
perancanaan batang tarik diilustrasiakn dalam diagram alir sebagai berikut:
Keterangan : σtn =
Tegangan ijin pada tampang netto
σtg= Tegangan ijin
pada tampang brutto
λ =kelangsingan
Secara
pendekatan seperti tercantum dalam AS 1250-1975 dan BS 449-1969 pengaruh
eksentritas tersebut dapat diperhitungakan dengan menentukan
besarnya Ao dengan rumus – rumus sebagai
berikut :
Kasus a :
Kasus b:
Kasus c :
Keterangan : A1= luas netto tampang kaki yang
disambung
A2
= luas tampang kaki bebas
An
=luas netto profil
Belum ada Komentar untuk "Artikel Lengkap - Struktur Baja 1 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil"
Posting Komentar